Hutan Beton
Mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan bisa memenuhi semua
kebutuhan adalah impian semua manusia di dunia ini. Begitu juga dengan ku, aku
yang waktu itu baru menginjak usia dewasa, selalu berangan-angan untuk bisa
pergi ke kota impian. Kota dimana semua mimpi-mimpi ku bisa terwujudkan.
Mungkin bukan aku saja yang menginginkan untuk bisa datang ke kota impian itu.
Semua orang di nusantara, pasti ingin mendatangi kota impian yang penuh dengan
harta karun.
Waktupun telah tiba, dengan senyum lebar dan perasaan senang, aku melangkahkan kaki ku untuk datang dan menaklukan kota impian itu. Aku menatap wajah kedua orang tua ku, terlihat mata mereka berkaca-kaca. Aku tahu mereka sedih karena akan berpisah dari ku. Tapi perpisahan ini hanylah sementara. Aku melakukan ini demi cita-cita ku, dan satu hal lagi, aku melakukan ini karena aku tidak akan selamanya hidup bergantung kepada orang tua. Dengan berat hati, aku pun tetap melangkah, walau berat rasa hati ini meninggalkan kelurga dan meninggalkan tanah kelahiran ku. Tapi ini lah yang dinamakan hidup, setiap manusia tidak akan selalu bergantung kepada keluarganya. Karena pada suatu saat mereka juga akan membentuk suatu keluarga baru.
Teriknya panas matahari membuat peluh ku menetes, kini aku pun
sampai digerbang kota impian itu. Sungguh pemandangan yang ku saksikan
sangatlah berbeda dengan pemandangan yang ada di tanah kelahiran ku. Tak ada
orang yang tersenyum pada ku, hanya beberapa orang yang menyapa ku dengan
ajakan dan pertanyaan yang konyol. Aku pun bergegas melanjutkan perjalanan,
kini kota impian sudah ada di depan mata. Tak terasa aku sudah berada di dalam
lingkungan kota yang selama ini aku idamkan. Sesampainya, aku tinggal sementara
di rumah salah satu keluarga ku. Ini lah keluarga kedua ku, setelah keluarga
yang ada ditanah kelahiran ku. Aku sangat bersyukur pada tuhan, karena keluarga
kedua ku amat sangat sayang dan selalu perhatian kepada ku.
Mereka mengajari ku bagai mana cara hidup di dalam kota impian ini, karena lingkungan di kota impian sangatlah berbeda dengan kehidupan ditanah kelahiran ku. "Persaingan untuk meraih mimpi-mimpi sangatlah ketat. Kita mesti sabar berusaha, berdoa dan terus berusaha". Itu lah perkataan yang selalu mereka katakan kepada ku.
Suara kukuruyuk ayam jantan terdengar samar-samar, tanda sang surya akan menampakan wajahnya untuk menerangi bumi ini. Aku pun sempat berfikir, ternyata ditempat yang penuh dengan pohon beton ini masih terdengar suara si pemilik tanduk di kaki. Aku pun mencoba untuk membuka mata ku, walau aku merasa aga sedikit mengantuk. Bergegas aku menuju tempat dimana aku akan menyucikan tubuh ku. Setelah itu, aku angkat kedua tangan ku, aku hadapkan wajah dan hati ku kepada sang maha pencipta, ku panjatkan do'a kepadanya. Berharap, agar aku bisa meraih cita-cita ku di kota yang penuh harapan ini, tak lupa aku pun memanjatkan do'a untuk keluarga yang berada jauh disana. Aku berharap, baik aku ataupun keluarga ku semua selalu ada dalam lindungannya. Aaaamiin
Komentar
Posting Komentar