Apakah perusahaan perlu karyawan yang rajin, yang jujur, atau yang bertanggung jawab?

Berbicara mengenai suatu perusahaan, pasti tidak akan lepas dengan yang namanya karyawan. Karyawan adalah salah satu aset yang berharga yang harus di pertahankan oleh suatu perusahaan. Tapi karyawan yang seperti apa yang merupakan aset berharga itu?, pastinya karyawan yang mempunyai SDM yang berkualitas. Karena dengan karyawan yang mempunyai SDM yang berkualitas, dipastikan perusahaan tersebut akan maju. Dan apa bila sebaliknya, maka perusahaan tersebut akan mengalami suatu masalah bahkan bisa saja mengalami kebangkrutan. Ya walau pun karyawan yang tidak memiliki SDM yang berkualitas itu bukanlah masalah utama yang menyebabkan kebangkrutan, tapi ya itulah salah satunya.
Tapi apakah hanya SDM berkualitas saja yang harus dimiliki oleh karyawan tersebut?, jawabannya tidak. Selain SDM, agar suatu perusahaan bisa maju, para karyawan harus memiliki rasa tanggung jawab atas tugas yang telah ia dapatkan dari perusahaan tempat ia bekerja. Dan saya rasa, “tanggung jawab” adalah hal yang sangat wajib dan yang paling utama untuk dimiliki oleh seorang karyawan. Karena dengan bisa “bertanggung jawab”, seorang karyawan juga akan bisa dikatakan “rajin dan jujur”. Kenapa bisa begitu?, saya ambil contoh seorang karyawan diharuskan masuk kantor jam 08:00 pagi. Dari rumah ia berangkat 1 jam sebelum jam masuk kantor dimulai, namun kenyataannya dia datang dan melakukan absen di kantor jam 07:45 pagi. Lalu seorang satpam kantor tempat ia kerja berkata kepada karyawan itu, “wah rajin bener nih pagi-pagi sudah datang”.
Menurut satpam itu, dia terlihat rajin masuk kantor karena tidak pernah datang terlambat. Tapi menurut saya dia itu bukan lah rajin, tapi memang itu sudah menjadi “tanggung jawabnya” untuk tidak telat masuk kantor. Satu contoh lagi, seorang karyawan bernama A, meminta tolong kepada si B untuk membantunya. Walau pun si A dan si B bekerja di perusahaan dan kantor yang sama, tapi mereka berlainan divisi. Si A meminta tolong si B untuk mengerjakan yang tidak ada kaitannya dengan masalah pekerjaan di kantor (pribadi), dan itu dilakukan di dalam kantor tempat mereka bekerja. Si A tau kalau si B itu bekerja dalam satu team, dan pekerjaan yang harus dikerjakan oleh team si B itu banyak, tapi karena si B bersedia melakukan apa yang diminta si A, maka si A dengan senang hati memperselahkan si B untuk membantunya. Kejadian ini bukan lah kali pertamanya, sebelumnya si B juga suka dimintai tolong oleh karyawan lain, padahal mereka tau si B itu perkajaannya sedang banyak. Setelah si B selesai membatu si A, si A berkata kepada si B “terimaksih ya,,kamu rajin sekali”.
Kalau dilihat sepintas, si B memang rajin karena suka membantu orang. Tapi kalau dilihat dari sisi lain, si B itu sangatlah tidak “bertanggung jawab”, karena dia telah meninggalkan tugasnya demi memyelesaikan masalah pribadi orang lain. Apa lagi kalau si B bekerja dalam satu team, teman-teman si B yang satu team itu sibuk mengerjakan tugas team si B, sementara si B nya sendiri sibuk dengan urusan pribadi orang lain. Membantu orang dalam hal kebaikan itu sangatlah dianjurkan, tapi alangkah lebih baik jika kita bisa melihat dulu keadaan disekitar. Sebenarnya masih banyak lagi contoh-contoh yang lain, tapi saya rasa cukup dua contoh saja yang saya tulis.
Intinya, sebuah perusahaan tidak hanya membutuhkan orang-orang yang memiliki SDM yang berkualitas, rajin dan jujur saja. Tapi yang lebih utama adalah, sebuah perusahaan butuh orang-orang yang memiliki “tanggung jawab” atas pekerjaannya. Karena orang rajin belum tentu bisa “bertanggung jawab”, orang jujur juga belum tentu “bertanggung jawab”, itu lah menurut saya. Tapi saya juga sadar, kalau setiap manusia punya pendapat masing-masing. Dan jika anda punya pendapat lain mengenai “apakah perusahaan perlu karyawan yang rajin, yang jujur, atau yang bertanggung jawab”. Anda bisa menulis pendapat anda di kolom komentar di bawah ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenangan Bersama Mig33

Aku